Minggu, 28 Oktober 2012

Tebar Rumah Ikan Bersama Nelayan Banyuwangi


BANYUWANGI – Populasi ikan di perairan laut Jawa Timur menjadi perhatian utama Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. Tahun 2012 ini, Dinas Perikanan dan Kelautan pimpinan Ir Kardani memandang perlu melakukan upaya untuk mencegah penurunan jumlah populasi ikan agar tidak sampai menganggu pendapatan nelayan.

Salah satu yang sudah dilakukan adalah membuat rumah ikan atau biasa dikenal ‘Fish apartemen’ di Kabupaten Banyuwangi. Pada tanggal 6 Oktober lalu, tim dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim menyerahkan bantuan 96 rumah ikan kepada nelayan di desa Bangsring, Kecamatan Wongsoredjo Kabupaten Banyuwangi. Rumah ikan ini berbentuk rangkaian modul masing-masing setinggi 2,1 meter. Seluruh rumah ikan tersebut ditenggelamkan di laut lepas yang berjarak kurang lebih 100 hingga 200 meter dari garis pantai. Rumah ikan ini berbentuk seperti kurungan, dimana didalamnya nanti akan terjadi proses perkembangbiakan ikan-ikan secara alami. “Banyak sekali kegunaan dari rumah ikan ini, khususnya untuk para nelayan sendiri agar tidak kehabisan populasi ikan,” kata Ir Kardani, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur.
Rumah ikan ini digagas oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim setelah melihat adanya indikasi penurunan produksi per unit tangkap ikan hingga 1 persen per bulan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin perolehan tangkapan ikan para nelayan akan berkurang. Praktis, jika tangkapan berkurang, maka pendapatan nelayan juga menurun.

Selain itu, selama ini juga telah terjadi indikasi penurunan ukuran tubuh ikan berdasarkan CPUE (Catch per unit of effort). Dimana pertumbuhan ikan semakin tahun semakin mengecil dibanding sebelumnya. “Nelayan cenderung memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi tidak memperhatikan hal ini. Nelayan juga kurang memahami soal aturan-aturan tentang batas jumlah tangkapan, maka dengan adanya rumah ikan. Ini menjadi solusi atau jalan tengah. Nelayan bisa tetap melaut. Ikan tetap tumbuh dengan sempurna di rumah ikan,” kata Kardani.

Ia juga meminta agar para nelayan menjaga keberadaan rumah ikan tersebut dengan baik. “Sebab, pertumbuhan di rumah ikan itu dijaga hingga satu tahun,” tambahnya.

Dengan rumah ikan ini, lanjut Kardani, diharapkan adanya perkembangan populasi dan ukurang ikan menjadi lebih baik. Karena dengan adanya rumah ikan tersebut, nelayan tidak lagi menangkap ikan di kawasan sebelum 200 meter. Tapi selebihnya, ikan-ikan bisa tetap ditangkap. “Sebelum memberikan rumah ikan, kami sudah mengajak bicara tokoh-tokoh nelayan. Meski tidak ada kesepakatan tertulis tapi nelayan sudah menyetujui dan mau sama-sama menjaga. Karena ini demi masa depan nelayan juga,” tandasnya.

Untuk diketahui, secara teori, rumah ikan berfungsi sebagai areal berpijah bagi ikan-ikan dewasa dan atau perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur serta anak-anak ikan. Pembangunan rumah ikan di Banyuwangi merupakan salah satu pemasangan rumah ikan di Jawa timru selain Lamongan, Probolinggo dan Pacitan. Untuk pemasangan rumah ikan di banyuwangi, terletak di sekitar Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. “Untuk rumah ikan di laut Probolinggo saat ini sedang memasuki tahap pelelangan,” imbuh Ir Slamet Budiyono, Kepala Seksi Eksplorasi dan Teknologi Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim yang ditunjuk langsung menangani rumah ikan di Jatim. Rko

Kamis, 25 Oktober 2012

MENJADI SATU KESATUAN

Setelah beberapa waktu, beberapa tahap, dan beberapa langkah dilalui, beserta iringan doa dan dukungan dari seluruh keluarga, handai taulan, semua sahabat, Hari Rabu , 24 Oktober 2012 (09 Dzulhijjah 1433 H) dalam khidmat kesakralan adat budaya religius, terikatlah janji suci diantara kedua mempelai.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Nelayan Bangsring Tranplantasi Terumbu Karang


Banyuwangi, Kompas - Nelayan ikan hias di Bangsring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (16/7), menanam ratusan bibit terumbu karang di Selat Bali secara swadaya. Penanaman dengan sistem adopsi terumbu karang itu dilakukan untuk menyelamatkan ekosistem selat Bali yang telah rusak.
Bibit terumbu-terumbu karang disiapkan dan dipasang ke laut oleh nelayan sendiri. Dananya selain berasal dari patungan juga diperoleh dari donatur.
Sistem adopsi berarti para donatur bisa mengadopsi atau mendapatkan satu bibit terumbu karang setiap menyumbang Rp 100.000. Dalam penanaman terumbu karang kemarin, terkumpul 144 bibit.
Sebanyak 144 bibit terumbu karang itu kemudian ditanam di sembilan demplot yang terbuat dari pipa paralon yang disambung sedemikian rupa sehingga membentuk bujur sangkar.
Ikhwan Arief, Ketua Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti yang memelopori penanaman terumbu karang mengatakan, pihaknya mencoba menambah populasi terumbu karang di Selat Bali. Sebab, terumbu karang di kawasan itu telah rusak karena perilaku penangkapan ikan yang salah. ”Sejak tahun 1970-an penangkapan ikan dengan bom dan potasium marak. Akibatnya, terumbu karang di kawasan ini jadi rusak, angka kerusakan mencapai 82,5 persen,” katanya.
Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi Letkol (Laut) M Nazif yang ikut dalam kegiatan ini mengakui kasus pengeboman dan penangkapan ikan dengan potasium sejak dulu menjadi persoalan di Selat Bali. Tim patroli hampir selalu bisa menemukan nelayan yang membawa potas atau bom ikan setiap kali berpatroli. Namun sejak 2008, penggunaan alat tangkap tak ramah lingkungan itu mulai berkurang.
Sebaliknya, sebagian nelayan di Kota Padang, Sumatera Barat, masih kesulitan merehabilitasi terumbu karang. Padahal penurunan hasil tangkapan ikan telah menjadi persoalan besar dalam beberapa tahun terakhir.
”Nelayan masih berjalan sendiri-sendiri walaupun musyawarah pernah dilakukan beberapa bulan lalu,” kata Nurman (59), nelayan di kawasan Teluk Kabung, Kota Padang. (NIT/INK)
sumber: http://sains.kompas.com/read/2012/07/18/03182526/Nelayan.Swadaya.Tanam.Terumbu.Karang 

Sabtu, 06 Oktober 2012

Penenggelaman Fish Apartement dan Terumbu Karang Buatan



Pada Hari ini, Sabtu tanggal 29 September 2012,Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti (KNIH-SB) bekerjasama dengan DKP Kabupaten Banyuwangi dan DKP Provinsi Jatim untuk yg ketiga kalinya dilakukan penenggelaman (peletakan, karena proses penenggelamnnya diletakkan dan disusun secara benar) Terumbu karang, dari 30 terumbu di akhir tahun 2010, 300 terumbu yg berebntuk kubus di akhir 2011 dan 100 terumbu yang berbentuk stupa. Dan yang kedua dalam penenggelaman Fish Apartement, Fish apartement ini terdiri dari partisi yang berongga dan membentuk kotak yang disusun bertingkat dan berkamar-kamar layaknya seperti gedung apartemen manusia, selain bertujuan untuk melindungi beberapa jenis ikan kecil maupun bayi ikan (baby fish), fish apartemen bisa menjadi tempat alternative bagi jenis-jenis ikan karang untuk bermain. Di akhir tahun 2011 telah kita tenggelamkan 15 modul yang jika diletakkan memiliki luas sekitar 0.25 HM dan 95 modul pada hari ini yang luasnya kira-kira sekitar 1 Hm.
Dari kegiatan penenggelaman pertama dan kedua telah bisa kita buktikan hasilnya, bahwa terumbu karang buatan yang telah kita letakkan di selat bali sekitar pantai Desa Bangsring telah menjadi tempat ekosistem baru bagi beberapa biota laut, selain telah di tumbuhi beberapa karang berjenis Acropora, terumbu buatan tersebut telah di datangi dan ditempati beberapa jenis ikan karang.
Sedangkan fish apartemen yang ditengelamkan pada akhir 2011 juga sudah mulai sering di datangi beberapa jenis ikan karang, baik sebagai tempat bermain maupun berlindung dari kejaran(mangsa) ikan-ikan besar dengan cara bersembunyi di dalam kamar-kamar (ruangan kecil) yang ada di fish apartemen tersebut.
Dari kegiatan hari ini, selain sebagai langkah awal bagi kami untuk melestarikan SDI dan SDA selat bali, juga akan kita fungsikan sebagai wilayah tujuan wisata dan penelitian, karena di areal sekitar laut desa bangsring telah kita buat Zona Perlindungan Bersama (ZPB) atau Marine Protecting Area (MPA) yang di perkuat dengan Peraturan Desa (PERDES No. 02 Tahun 1999) yang megatur tentang hal-hal yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan wilayah tersebut baik bagi pihak pengelola maupun tamu atau orang dan nelayan sekitar, Semoga langkah awal ini menjadi stimulus baru bagi kami dan nelayan lain baik nelayan yang berada disekitar selat bali maupun nelayan seluruh indonesia untuk merubah dan memeprbaiki paradigm kita, untuk mulai memikirkan dan melakukan sesuatu demi SDI dan SDA laut kita. Semoga cita-cita KNIH Samudera Bakti menjadikan Selat Bali sebagai Surga Ikan dan terumbu dapat terwujud dan sefaham dengan seluruh stake holder kelautan.ikhwan (ketua KNIH samudera bakti)