Perairan Indonesia yang luasnya 5,1 juta km2, termasuk Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta km2 memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satu keanekaragaman hayati yang hidup
di laut adalah terumbu karang. Jumlah jenis karang batu (hard coral) di
Indonesia tercatat sebanyak 590 jenis, yang didominasi oleh karang dari genus
Acropora (91 jenis), Montipora (29 jenis) dan Porites (14 jenis).
Kondisi ekosistem karang pada saat ini telah mengalami kerusakan dan
penurunan yang disebabkan antara lain oleh pengeboman ikan, pengambilan ikan
dengan menggunakan bahan beracun (sianida) serta pengambilan dan perdagangan
karang hias illegal. Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Oseanografi
(P2O) – LIPI tahun 2002, dari 556 lokasi yang tersebar di perairan Indonesia
menunjukan bahwa 6,83 % dalam kondisi sangat baik, 25,72 % dalam kondisi baik,
36,87 % dalam kondisi sedang, dan 30,58 % dalam kondisi rusak (Suharsono &
Gianto,2003).
Dan ketika lebih spesifik lagi tentang kondisi terumbu karang yg berada di
selat bali, direktur cofish 2003 (soebandiyono) mengatakan bahwa kondisi
terumbu karang diselat Bali telah mengalami kerusakan 80% dan 20% yang masih
dalam kondisi baik, hal ini juga diperkuat oleh pendataan yg dilakukan oleh
Pelangi pada tahun 2009 bahwa kondisi terumbu karang di selat bali 84% dalam
kondisi Rusak dan Hanya 16% persen yang dalam kondisi baik.
Kenyataan tentang kondisi terumbu karang Indonesia terutama diselat Bali
sungguh sangat memprihatinkan, sehingga upaya penanggulangan dan pemulihan
terumbu karang sangat di butuhkan untuk dilaksanakan
Dalam upaya menanggulangi masalah kerusakan ekosistem karang di habitat
alami serta mencari alternatif untuk mengurangi tekanan terhadap pemanfaatan
sumberdayanya, perlu dilakukan upaya yang dapat ditempuh dengan beberapa cara,
antara lain mengembangkan karang buatan (artificial reef), mengembangkan teknik
penutupan areal(MPA), translokasi karang, dan transplantasi karang (coral
transplantation), diantara beberapa kegiatan tersebut mulai tahun 2008-2009
diselat Bali telah ada kegiatan-kegiatan pemulihan dan penangulangan tersebut
yang diawali dengan kegiatan nelayan ikan hias laut ramah lingkungan oleh
Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti (KNIH-SB) yang pada saat itu didukung
oleh lembaga Pilang (Bali) dan Pelangi Indonesia (Jakarta).
Kelompok Nelayan ikan Hias Samudera Bakti (KNIH-SB) yang merupakan kumpulan
sekelompok nelayan yang memiliki keterbatasan SDM dalam hal pengelolaan laut,
selama ini hanya menggunakan cara-cara tradisional dengan pembiayaan swadaya
anggota dalam melaksanakan beberapa kegiatan-kegiatan pencegahan dan
penanggulangan kerusakan terumbu karang, sehingga untuk lebih sukses dan
lancarnya pada tahun yang ke-dua (2) ini, KNIH-SB mengajak seluruh Pihak dan stakeholder
perikanan dan kelautan untuk juga ikut berpartisipasi dalam mencegah,
menanggulangi dan menyelamatkan serta melestarikan terumbu karang di selat
Bali.
Bentuk kegiatan yang akan kami laksanakan nanti
sekaligus memperingati hari Nelayan Nasional pada tanggal 6 April 2013.kegiatan yang akan kami laksanakan adalah Transplantasi terumbu karang (coral transplantation) dengan sistem
Adopsi.
Transplantasi karang merupakan suatu upaya memperbanyak koloni karang
dengan metode fragmentasi dimana koloni tersebut diambil dari suatu induk
koloni tertentu. Kegiatan transplantasi karang juga merupakan salah satu usaha
pengembangan populasi berbasis alam di habitat alam atau habitat buatan.
Disadari bahwa kegiatan transplantasi karang
merupakan investasi yang cukup besar bagi upaya pemulihan terumbu karang,
sehingga dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari seluruh pihak dalam kegiatan
ini, dan salah satu bentuk dukungan ini kami fasilitasi
dalam bentuk pengadopsian. Dimana seseorang ataupun kelompok(lembaga) bisa
melakukan pengadopsian baik berupa stek maupun koloni karang yang akan
ditranplantasi, Kegitan Transplantasi ini kami beri nama
“Adopsi Karang Selat Bali”
“Adopsi Karang Selat Bali”
--------------------------------------------one--------------------------------------------
MAS,SAYA BOLEH GABUNG GAK,SAYA INGIN KEMBANGKAN Adopsi Karang Selat Bali di belakang SAA,BPPPerikanan
BalasHapusbisa banget mas,,,
BalasHapus