Kamis, 28 Februari 2013

Ekonomi Jatim Paling Inklusif di Indonesia


PERTUMBUHAN EKONOMI JATIM 2011 CAPAI 7,2%
Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) di bawah kepemimpinan Pakde Karwo dan Gus Ipul sapaan akrab Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim tidak lepas dari bidang ekonomi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Secara umum, pencapaian indikator kinerja perekonomian Provinsi Jatim sangat baik. Hal ini dilihat dari pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2011 yang meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 7,2 persen di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 6,50 persen, sedangkan tahun 2010 mencapai 6,68 persen.
Selain pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat, capaian kinerja perekonomian Provinsi Jatim dapat dilihat dari peroleh besaran angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Tahun 2008 PDRB Jatim sebesar Rp 621,39 triliun meningkat menjadi Rp 686,85 triliun (2009), Rp 778,46 triliun (2010), dan Rp. 895,22 triliun (2011).
Salah satu komponen PDRB ditentukan oleh konsumsi. Yang menarik, untuk konsumsi usaha ekonomi produktif sebanyak 80 persen. Selain itu, realisasi investasi di Jatim 2011 mencapai Rp 110,48 trilun atau meningkat 133,79 persen dibanding 2010. “Pertumbuhan ekonomi di Jatim yang bagus ini paling inklusif (memberikan kontribusi bagi mayoritas rakyat, red) di Indonesia,” jelas Pakde Karwo.
Keberhasilan ini juga tampak dari penurunan kemiskinan. Di Indonesia ada penurunan kemiskinan 130.000, ternyata 128.900 (99,15 persen) penurunan kemiskinan terjadi di Jatim. Ini artinya ada proses industrialisasi, output-nya untuk diekspor, baik luar maupun dalam negeri.

EKSPOR NAIK 35,18%        
Berdasarkan data BPS Jatim edisi Februari 2012 secara akumulatif, nilai ekspor Januari-Desember 2011 mencapai USD 19.029,06 juta atau naik sebesar 35,18 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2010 yang mencapai USD 14.076,48 juta.
Ekspor migas Jatim mencapai USD 1.627,84 juta atau naik 6,05 persen dibanding ekspor migas periode yang sama tahun 2010 yang mencapai USD 1.534,93 juta. Sedangkan ekspor non migas Jatim mencapai USD 17.401,23  juta atau naik sebesar 38,75 persen dibanding tahun 2010 yang mencapai USD 12.541,55 juta.
Selama 2011, tembaga merupakan komoditas ekspor non migas terbesar diikuti bahan kimia organik, dan kertas/karton. Sedangkan negara tujuannya ekspor non migas Jatim 2011 terbesar ke Jepang, kemudian China, Amerika Serikat, Malaysia, dan Afrika Selatan.
Sedangkan menurut sektor, ekspor hasil pertanian serta hasil pertambangan dan lainnya periode Januari-Desember 2011, nilai ekspor hasil pertanian sebesar USD 1.118,24 juta atau naik 17,74 persen, hasil industri sebesar  USD 16.243,04 juta atau naik 40,51 persen dan hasil pertambangan dan lainnya sebesar USD 39,94 juta atau naik 24,17 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja ekspor Jatim tersebut tidak lepas dari kerja keras dan inovasi para pelaku usaha dan IKM sebagai pahlawan devisa. Oleh karena itu sebagai bentuk apresiasi Pemprov Jatim memberikan penghargaan kepada para eksportir yang telah berprestasi menyumbangkan devisa bagi Jatim sekaligus memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Jatim.

2012, TARGET PERTUMBUHAN EKONOMI JATIM 7,5%
Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo menargetkan pada tahun 2012 nanti perekonomian Jatim akan tumbuh 7,5%. Optimisme itu bukan hanya sekedar target. Tetapi karena Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang tetap tinggi di tengah hempasan gelombang krisis utang Eropa. Kondisi itu mengindikasikan pembangunan Jatim melaju cepat pada jalurnya (on the track).
“Sejalan dengan peningkatan investasi, industri pengolahan juga terindikasi terus melaju dengan kecepatan tumbuh yang semakin besar. Ekspansi pada industri pengolahan ini sangat membesarkan hati karena akan disertai penyerapan angkatan kerja di sektor formal” kata Pakde Karwo.
Capaian pertumbuhan ekonomi Provinsi Jatim 2011 merupakan hasil sinergitas kinerja dari berbagai program kegiatan pada beberapa subagenda antara lain revitalisasi pertanian dan pengembangan agroindustri/agrobisnis, kemudian pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), peningkatan investasi, ekspor, nonmigas dan pedagangan dalam negeri, serta terakhir peningkatan daya saing industri manufaktur.
Dalam rangka meningkatkan akses pasar bagi produk pertanian dan menekan margin atau selisih harga produk pertanian di tingkat petani dengan harga di tingkat konsumen, pada bulan Juli 2010 Pemprov Jatim telah melaunching Pasar Induk Agribisnis Puspa Agro yang berlokasi di Kecamatan Jemundo, Kabupaten Sidoarjo. Nilai transaksi rata-rata per hari saat ini sekitar Rp 2,5 miiar dengan jumlah pengunjung rata-rata 7.000 orang/hari dan pada hari libur bisa mencapai 12.000 orang pengunjung.

KEMUDAHAN INVESTASI
Selain itu, Pemprov Jatim memberikan garansi atau jaminan pemerintah (government guarantee) yang bisa memudahkan investor menanamkan modalnya di Jatim. Terdapat empat pokok government guarantee yang diberikan diantaranya tanah, listrik, pelayanan penanaman modal asing (PMA) dan tenaga kerja. Persediaan listrik di Jatim ada tambahan 2.100 mega watt. Pelayanan perizinan PMA yang diberikan pemprov sangat mudah.
Pemprov memberikan fasilitas kemudahan perizinan. Artinya investor tidak perlu lagi harus bersusah payah mengurus perizinan hingga ke tingkat pemkab dan pemkot. Pemprov yang akan menjalankan proses perizinan hingga tuntas. Garansi keempat yang ditawarkan yaitu Pemprov menyediakan tenaga kerja yang profesional dan terlatih sesuai dengan permintaan investor. Saat ini PMA yang mengajukan proses perizinan naik sekitar 300% termasuk dari negara Denmark.
“Garansi kepada investor ini diberikan sebagai wujud komitmen Pemprov Jatim yaitu Clean Government dalam segala bidang serta memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi“ ungkap Pakde Karwo.
Tidak hanya bidang ekonomi, efesiensi birokrasi atau kemudahan juga diberikan dalam pelayanan terhadap masyarakat. Investasi yang sudah baik itu, menurut Pakde Karwo, karena Pemerintah Kabupaten/Kota sudah menerapkan pelayanan perizinan satu atap atau Pelayanan Perizinan  Terpadu (P2T). Perizinan P2T untuk PMA cukup 17 hari dan PMDN 11 hari. Semua itu dilakukan P2T dengan Unit Reaksi Cepat (URC). Dari 38 kabupaten/kota di Jatim, 34 di antaranya sudah menggunakan sistem online. Berdasarkan hasil kinerja perekonomian, Jatim sudah dalam posisi on the track.


PAKDE KARWO RAIH BINTANG MAHAPUTERA
Pakde Karwo menerima penghargaan Bintang Mahaputera Utama yang dikalungkan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara pada Agustus 2011 lalu. Prestasi ini diberikan kepada Gubernur Jatim, karena dinilai layak, berhasil, dan memiliki kepedulian dalam pembangunan dan pengembangan koperasi di Provinsi Jatim.
Penghargaan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama diraih Pakde Karwo berdasarkan usulan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim bersama Gerakan Koperasi se-Jatim yang diajukan ke Menteri Koperasi dan UKM. Selanjutnya Menteri mengusulkan kepada Presiden RI.
Penghargaan Bintang Mahaputera Utama ini melengkapi penghargaan yang sebelumnya diperoleh dari Menteri Koperasi dan UKM yakni penghargaan Paramadhana Utama Nugraha Koperasi atas kinerja dan jasanya dalam memajukan Koperasi dan UMKM di Jatim.
Pakde Karwo mengatakan, bahwa kehormatan ini sebenarnya diperoleh karena rakyat Jatim. “Saya berterima kasih kepada masyarakat Jawa Timur, karena merekalah saya mendapat kesempatan memperoleh penghormatan yang besar ini,” katanya.
Menurutnya, masyarakat Jatim memberi andil besar kepada saya. “Masyarakat Jawa Timur yang dewasa dan guyub inilah yang memberi peluang kepada kita untuk kreatif dan inovatif sehingga kerjanya jadi enak dan lancar,” lanjut pakde.

LAPORAN KEUANGAN WAJAR TANPA PENGECUALIAN
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada laporan keuangan Pemprov Jatim. Opini WTP adalah penilaian laporan keuangan terbaik. Hal itu sesuai dengan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur nomor 34.A/LHP/XVIII.JATIM/06/2011 tanggal 23 Juni 2011.
Opini tersebut menandakan bahwa Pemprov Jatim telah melakukan upaya perbaikan kinerja pengelola keuangan dengan baik melalui program peningkatan kapasitas aparatur khususnya aparatur pengelola keuangan maupun melalui upaya perbaikan sistem dan kebijakan akuntansi di lingkungan Pemprov Jatim.
Atas kinerja laporan keuangan Pemprov Jatim, Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Boediono memberikan penghargaan kepada Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo pada saat Rapat Kerja Nasional Akuntansi 2011, di gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta pada 19 September lalu.
Predikat ini menjadi sebuah prestasi sekaligus tanggung jawab yang terus dilakukan dan dipertahankan. “Predikat ini tidak menjadi kesombongan, namun diharapkan terus melakukan pembenahan terhadap pembukuan dan keuangan agar menjadi lebih baik,” ujar Gubernur Jawa Timur.
Atas prestasi yang diperoleh Pemprov Jatim, Pakde Karwo menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Jawa Timur, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi, Tokoh Masyarakat (Tomas) dan sebagainya yang telah bekerja sama dalam melakukan pengawasan dan kontrol pada Pemprov. Sehingga kinerja Pemprov menjadi lebih hati-hati dalam melakukan pengelolaan keuangan.*

               
                 
TABEL
PENGHARGAAN KEBERHASILAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
A. BIDANG PERTANIAN
- Penghargaan di tingkat nasional, berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor: 4294/KPTS/KP.450/12/2011 tanggal 2 Desember 2011, tentang Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Kategori Petani, Kelompok Tani, Penyuluh, Aparat menurut Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.
B. BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
- Juara I Kelompok Pembudidaya Lele Mina Sari Tulungagung.
- Juara I Kelompok Pembudidaya Rumput Laut Mitra Bahari Pamekasan.
- Juara I Kelompok Pembudidaya Udang Eco Shrimp Sidoarjo.
- Juara II Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Mina Asri Tulungagung.
- Juara II Kinerja Kelembagaan UPP Pembudidaya Ikan Trenggalek.
- Juara II Kinerja Kelembagaan  UPP UPBAT Kepanjen Malang.
- Juara Nasional Gemar ikan Kategori Peran Aktif Pemerintah ( Pemprov. Jatim).
- Juara Nasional Gemarikan Kategori Forikan Jatim.
- Juara I Nasional Pemuda Pelopor UKM (Kota Surabaya).
- Juara II Nasional Inovasi Teknologi Olahan (Magetan).
- Unit Pengolahan Ikan (UPI) Terbaik Skala Besar Tingkat Nasional Untuk PT. Bumi Menara Internusa Surabaya dan PT. Mega Pride Pasuruan.
- Juara II Nelayan Teladan An. Khwan Arif Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.
- Juara II Pelaksanaan Pelelangan Ikan Teladan TPI Tamper Desa Tamperan Kecamatan Tamperan Kabupaten Pacitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar