BANYUWANGI – Populasi ikan di perairan laut Jawa Timur menjadi perhatian
utama Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. Tahun 2012 ini,
Dinas Perikanan dan Kelautan pimpinan Ir Kardani memandang perlu
melakukan upaya untuk mencegah penurunan jumlah populasi ikan agar tidak
sampai menganggu pendapatan nelayan.
Salah satu yang sudah dilakukan adalah membuat rumah ikan atau biasa dikenal ‘Fish apartemen’ di Kabupaten Banyuwangi. Pada tanggal 6 Oktober lalu, tim dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim menyerahkan bantuan 96 rumah ikan kepada nelayan di desa Bangsring, Kecamatan Wongsoredjo Kabupaten Banyuwangi. Rumah ikan ini berbentuk rangkaian modul masing-masing setinggi 2,1 meter. Seluruh rumah ikan tersebut ditenggelamkan di laut lepas yang berjarak kurang lebih 100 hingga 200 meter dari garis pantai. Rumah ikan ini berbentuk seperti kurungan, dimana didalamnya nanti akan terjadi proses perkembangbiakan ikan-ikan secara alami. “Banyak sekali kegunaan dari rumah ikan ini, khususnya untuk para nelayan sendiri agar tidak kehabisan populasi ikan,” kata Ir Kardani, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur.
Rumah ikan ini digagas oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim setelah melihat adanya indikasi penurunan produksi per unit tangkap ikan hingga 1 persen per bulan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin perolehan tangkapan ikan para nelayan akan berkurang. Praktis, jika tangkapan berkurang, maka pendapatan nelayan juga menurun.
Selain itu, selama ini juga telah terjadi indikasi penurunan ukuran tubuh ikan berdasarkan CPUE (Catch per unit of effort). Dimana pertumbuhan ikan semakin tahun semakin mengecil dibanding sebelumnya. “Nelayan cenderung memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi tidak memperhatikan hal ini. Nelayan juga kurang memahami soal aturan-aturan tentang batas jumlah tangkapan, maka dengan adanya rumah ikan. Ini menjadi solusi atau jalan tengah. Nelayan bisa tetap melaut. Ikan tetap tumbuh dengan sempurna di rumah ikan,” kata Kardani.
Ia juga meminta agar para nelayan menjaga keberadaan rumah ikan tersebut dengan baik. “Sebab, pertumbuhan di rumah ikan itu dijaga hingga satu tahun,” tambahnya.
Dengan rumah ikan ini, lanjut Kardani, diharapkan adanya perkembangan populasi dan ukurang ikan menjadi lebih baik. Karena dengan adanya rumah ikan tersebut, nelayan tidak lagi menangkap ikan di kawasan sebelum 200 meter. Tapi selebihnya, ikan-ikan bisa tetap ditangkap. “Sebelum memberikan rumah ikan, kami sudah mengajak bicara tokoh-tokoh nelayan. Meski tidak ada kesepakatan tertulis tapi nelayan sudah menyetujui dan mau sama-sama menjaga. Karena ini demi masa depan nelayan juga,” tandasnya.
Untuk diketahui, secara teori, rumah ikan berfungsi sebagai areal berpijah bagi ikan-ikan dewasa dan atau perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur serta anak-anak ikan. Pembangunan rumah ikan di Banyuwangi merupakan salah satu pemasangan rumah ikan di Jawa timru selain Lamongan, Probolinggo dan Pacitan. Untuk pemasangan rumah ikan di banyuwangi, terletak di sekitar Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. “Untuk rumah ikan di laut Probolinggo saat ini sedang memasuki tahap pelelangan,” imbuh Ir Slamet Budiyono, Kepala Seksi Eksplorasi dan Teknologi Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim yang ditunjuk langsung menangani rumah ikan di Jatim. Rko
Salah satu yang sudah dilakukan adalah membuat rumah ikan atau biasa dikenal ‘Fish apartemen’ di Kabupaten Banyuwangi. Pada tanggal 6 Oktober lalu, tim dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim menyerahkan bantuan 96 rumah ikan kepada nelayan di desa Bangsring, Kecamatan Wongsoredjo Kabupaten Banyuwangi. Rumah ikan ini berbentuk rangkaian modul masing-masing setinggi 2,1 meter. Seluruh rumah ikan tersebut ditenggelamkan di laut lepas yang berjarak kurang lebih 100 hingga 200 meter dari garis pantai. Rumah ikan ini berbentuk seperti kurungan, dimana didalamnya nanti akan terjadi proses perkembangbiakan ikan-ikan secara alami. “Banyak sekali kegunaan dari rumah ikan ini, khususnya untuk para nelayan sendiri agar tidak kehabisan populasi ikan,” kata Ir Kardani, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur.
Rumah ikan ini digagas oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim setelah melihat adanya indikasi penurunan produksi per unit tangkap ikan hingga 1 persen per bulan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin perolehan tangkapan ikan para nelayan akan berkurang. Praktis, jika tangkapan berkurang, maka pendapatan nelayan juga menurun.
Selain itu, selama ini juga telah terjadi indikasi penurunan ukuran tubuh ikan berdasarkan CPUE (Catch per unit of effort). Dimana pertumbuhan ikan semakin tahun semakin mengecil dibanding sebelumnya. “Nelayan cenderung memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi tidak memperhatikan hal ini. Nelayan juga kurang memahami soal aturan-aturan tentang batas jumlah tangkapan, maka dengan adanya rumah ikan. Ini menjadi solusi atau jalan tengah. Nelayan bisa tetap melaut. Ikan tetap tumbuh dengan sempurna di rumah ikan,” kata Kardani.
Ia juga meminta agar para nelayan menjaga keberadaan rumah ikan tersebut dengan baik. “Sebab, pertumbuhan di rumah ikan itu dijaga hingga satu tahun,” tambahnya.
Dengan rumah ikan ini, lanjut Kardani, diharapkan adanya perkembangan populasi dan ukurang ikan menjadi lebih baik. Karena dengan adanya rumah ikan tersebut, nelayan tidak lagi menangkap ikan di kawasan sebelum 200 meter. Tapi selebihnya, ikan-ikan bisa tetap ditangkap. “Sebelum memberikan rumah ikan, kami sudah mengajak bicara tokoh-tokoh nelayan. Meski tidak ada kesepakatan tertulis tapi nelayan sudah menyetujui dan mau sama-sama menjaga. Karena ini demi masa depan nelayan juga,” tandasnya.
Untuk diketahui, secara teori, rumah ikan berfungsi sebagai areal berpijah bagi ikan-ikan dewasa dan atau perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur serta anak-anak ikan. Pembangunan rumah ikan di Banyuwangi merupakan salah satu pemasangan rumah ikan di Jawa timru selain Lamongan, Probolinggo dan Pacitan. Untuk pemasangan rumah ikan di banyuwangi, terletak di sekitar Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. “Untuk rumah ikan di laut Probolinggo saat ini sedang memasuki tahap pelelangan,” imbuh Ir Slamet Budiyono, Kepala Seksi Eksplorasi dan Teknologi Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim yang ditunjuk langsung menangani rumah ikan di Jatim. Rko
sumber:http://surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962257e5ec321aea37e7e20b821b2390aa2
wah...mantap nih Mas, salut buat kawan2 diperkel prov.jatim dan nelayan setempat..
BalasHapusjangan dicederai lagi dengan POTAS dan BOM
trims mas,,alhamdulillah mulai tahun 2008, neleayan disekitar bangsring telah beralih ke tangkap yg ramah lingkungan.smoga terus di beri kekuatan
Hapusmas, bisa gak itu di kembangkan di selatan kampe,tepatnya di belakang SAA,BPPPerikanan
Hapussangat bisa mas
Hapustrus semanpat mas,km sngat terinspirasi dgn program yg sampean adakan
BalasHapusok bos
Hapus