konservasi penyu dengan pembesaran tukik di banyuwangi
Senin, 12 November 2012
Aktivitas Sehari-hari
bersama Mentri Kelautan Fadel Muhammad (2010) dalam rangka peneriman penghargaan tokoh penggerak nelayan tingkat Nasional tahun 2010
Minggu, 28 Oktober 2012
Tebar Rumah Ikan Bersama Nelayan Banyuwangi
BANYUWANGI – Populasi ikan di perairan laut Jawa Timur menjadi perhatian
utama Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. Tahun 2012 ini,
Dinas Perikanan dan Kelautan pimpinan Ir Kardani memandang perlu
melakukan upaya untuk mencegah penurunan jumlah populasi ikan agar tidak
sampai menganggu pendapatan nelayan.
Salah satu yang sudah dilakukan adalah membuat rumah ikan atau biasa dikenal ‘Fish apartemen’ di Kabupaten Banyuwangi. Pada tanggal 6 Oktober lalu, tim dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim menyerahkan bantuan 96 rumah ikan kepada nelayan di desa Bangsring, Kecamatan Wongsoredjo Kabupaten Banyuwangi. Rumah ikan ini berbentuk rangkaian modul masing-masing setinggi 2,1 meter. Seluruh rumah ikan tersebut ditenggelamkan di laut lepas yang berjarak kurang lebih 100 hingga 200 meter dari garis pantai. Rumah ikan ini berbentuk seperti kurungan, dimana didalamnya nanti akan terjadi proses perkembangbiakan ikan-ikan secara alami. “Banyak sekali kegunaan dari rumah ikan ini, khususnya untuk para nelayan sendiri agar tidak kehabisan populasi ikan,” kata Ir Kardani, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur.
Rumah ikan ini digagas oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim setelah melihat adanya indikasi penurunan produksi per unit tangkap ikan hingga 1 persen per bulan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin perolehan tangkapan ikan para nelayan akan berkurang. Praktis, jika tangkapan berkurang, maka pendapatan nelayan juga menurun.
Selain itu, selama ini juga telah terjadi indikasi penurunan ukuran tubuh ikan berdasarkan CPUE (Catch per unit of effort). Dimana pertumbuhan ikan semakin tahun semakin mengecil dibanding sebelumnya. “Nelayan cenderung memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi tidak memperhatikan hal ini. Nelayan juga kurang memahami soal aturan-aturan tentang batas jumlah tangkapan, maka dengan adanya rumah ikan. Ini menjadi solusi atau jalan tengah. Nelayan bisa tetap melaut. Ikan tetap tumbuh dengan sempurna di rumah ikan,” kata Kardani.
Ia juga meminta agar para nelayan menjaga keberadaan rumah ikan tersebut dengan baik. “Sebab, pertumbuhan di rumah ikan itu dijaga hingga satu tahun,” tambahnya.
Dengan rumah ikan ini, lanjut Kardani, diharapkan adanya perkembangan populasi dan ukurang ikan menjadi lebih baik. Karena dengan adanya rumah ikan tersebut, nelayan tidak lagi menangkap ikan di kawasan sebelum 200 meter. Tapi selebihnya, ikan-ikan bisa tetap ditangkap. “Sebelum memberikan rumah ikan, kami sudah mengajak bicara tokoh-tokoh nelayan. Meski tidak ada kesepakatan tertulis tapi nelayan sudah menyetujui dan mau sama-sama menjaga. Karena ini demi masa depan nelayan juga,” tandasnya.
Untuk diketahui, secara teori, rumah ikan berfungsi sebagai areal berpijah bagi ikan-ikan dewasa dan atau perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur serta anak-anak ikan. Pembangunan rumah ikan di Banyuwangi merupakan salah satu pemasangan rumah ikan di Jawa timru selain Lamongan, Probolinggo dan Pacitan. Untuk pemasangan rumah ikan di banyuwangi, terletak di sekitar Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. “Untuk rumah ikan di laut Probolinggo saat ini sedang memasuki tahap pelelangan,” imbuh Ir Slamet Budiyono, Kepala Seksi Eksplorasi dan Teknologi Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim yang ditunjuk langsung menangani rumah ikan di Jatim. Rko
Salah satu yang sudah dilakukan adalah membuat rumah ikan atau biasa dikenal ‘Fish apartemen’ di Kabupaten Banyuwangi. Pada tanggal 6 Oktober lalu, tim dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim menyerahkan bantuan 96 rumah ikan kepada nelayan di desa Bangsring, Kecamatan Wongsoredjo Kabupaten Banyuwangi. Rumah ikan ini berbentuk rangkaian modul masing-masing setinggi 2,1 meter. Seluruh rumah ikan tersebut ditenggelamkan di laut lepas yang berjarak kurang lebih 100 hingga 200 meter dari garis pantai. Rumah ikan ini berbentuk seperti kurungan, dimana didalamnya nanti akan terjadi proses perkembangbiakan ikan-ikan secara alami. “Banyak sekali kegunaan dari rumah ikan ini, khususnya untuk para nelayan sendiri agar tidak kehabisan populasi ikan,” kata Ir Kardani, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur.
Rumah ikan ini digagas oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim setelah melihat adanya indikasi penurunan produksi per unit tangkap ikan hingga 1 persen per bulan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin perolehan tangkapan ikan para nelayan akan berkurang. Praktis, jika tangkapan berkurang, maka pendapatan nelayan juga menurun.
Selain itu, selama ini juga telah terjadi indikasi penurunan ukuran tubuh ikan berdasarkan CPUE (Catch per unit of effort). Dimana pertumbuhan ikan semakin tahun semakin mengecil dibanding sebelumnya. “Nelayan cenderung memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi tidak memperhatikan hal ini. Nelayan juga kurang memahami soal aturan-aturan tentang batas jumlah tangkapan, maka dengan adanya rumah ikan. Ini menjadi solusi atau jalan tengah. Nelayan bisa tetap melaut. Ikan tetap tumbuh dengan sempurna di rumah ikan,” kata Kardani.
Ia juga meminta agar para nelayan menjaga keberadaan rumah ikan tersebut dengan baik. “Sebab, pertumbuhan di rumah ikan itu dijaga hingga satu tahun,” tambahnya.
Dengan rumah ikan ini, lanjut Kardani, diharapkan adanya perkembangan populasi dan ukurang ikan menjadi lebih baik. Karena dengan adanya rumah ikan tersebut, nelayan tidak lagi menangkap ikan di kawasan sebelum 200 meter. Tapi selebihnya, ikan-ikan bisa tetap ditangkap. “Sebelum memberikan rumah ikan, kami sudah mengajak bicara tokoh-tokoh nelayan. Meski tidak ada kesepakatan tertulis tapi nelayan sudah menyetujui dan mau sama-sama menjaga. Karena ini demi masa depan nelayan juga,” tandasnya.
Untuk diketahui, secara teori, rumah ikan berfungsi sebagai areal berpijah bagi ikan-ikan dewasa dan atau perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur serta anak-anak ikan. Pembangunan rumah ikan di Banyuwangi merupakan salah satu pemasangan rumah ikan di Jawa timru selain Lamongan, Probolinggo dan Pacitan. Untuk pemasangan rumah ikan di banyuwangi, terletak di sekitar Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. “Untuk rumah ikan di laut Probolinggo saat ini sedang memasuki tahap pelelangan,” imbuh Ir Slamet Budiyono, Kepala Seksi Eksplorasi dan Teknologi Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim yang ditunjuk langsung menangani rumah ikan di Jatim. Rko
sumber:http://surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962257e5ec321aea37e7e20b821b2390aa2
Kamis, 25 Oktober 2012
MENJADI SATU KESATUAN
Setelah beberapa waktu, beberapa tahap, dan beberapa langkah dilalui, beserta iringan doa dan dukungan dari seluruh keluarga, handai taulan, semua sahabat, Hari Rabu , 24 Oktober 2012 (09 Dzulhijjah 1433 H) dalam khidmat kesakralan adat budaya religius, terikatlah janji suci diantara kedua mempelai.
Sabtu, 20 Oktober 2012
Nelayan Bangsring Tranplantasi Terumbu Karang
Banyuwangi, Kompas - Nelayan ikan hias di Bangsring,
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (16/7), menanam ratusan bibit
terumbu karang di Selat Bali secara swadaya. Penanaman dengan sistem
adopsi terumbu karang itu dilakukan untuk menyelamatkan ekosistem selat
Bali yang telah rusak.
Bibit terumbu-terumbu karang disiapkan dan
dipasang ke laut oleh nelayan sendiri. Dananya selain berasal dari
patungan juga diperoleh dari donatur.
Sistem adopsi berarti para
donatur bisa mengadopsi atau mendapatkan satu bibit terumbu karang
setiap menyumbang Rp 100.000. Dalam penanaman terumbu karang kemarin,
terkumpul 144 bibit.
Sebanyak 144 bibit terumbu karang itu
kemudian ditanam di sembilan demplot yang terbuat dari pipa paralon yang
disambung sedemikian rupa sehingga membentuk bujur sangkar.
Ikhwan
Arief, Ketua Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti yang memelopori
penanaman terumbu karang mengatakan, pihaknya mencoba menambah populasi
terumbu karang di Selat Bali. Sebab, terumbu karang di kawasan itu telah
rusak karena perilaku penangkapan ikan yang salah. ”Sejak tahun 1970-an
penangkapan ikan dengan bom dan potasium marak. Akibatnya, terumbu
karang di kawasan ini jadi rusak, angka kerusakan mencapai 82,5 persen,”
katanya.
Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi Letkol (Laut) M
Nazif yang ikut dalam kegiatan ini mengakui kasus pengeboman dan
penangkapan ikan dengan potasium sejak dulu menjadi persoalan di Selat
Bali. Tim patroli hampir selalu bisa menemukan nelayan yang membawa
potas atau bom ikan setiap kali berpatroli. Namun sejak 2008, penggunaan
alat tangkap tak ramah lingkungan itu mulai berkurang.
Sebaliknya,
sebagian nelayan di Kota Padang, Sumatera Barat, masih kesulitan
merehabilitasi terumbu karang. Padahal penurunan hasil tangkapan ikan
telah menjadi persoalan besar dalam beberapa tahun terakhir.
”Nelayan
masih berjalan sendiri-sendiri walaupun musyawarah pernah dilakukan
beberapa bulan lalu,” kata Nurman (59), nelayan di kawasan Teluk Kabung,
Kota Padang. (NIT/INK)
Lokasi:Banyuwangi Jawa Timur
Jalan Situbondo - Banyuwangi, Wongsorejo 68453, Indonesia
Sabtu, 06 Oktober 2012
Penenggelaman Fish Apartement dan Terumbu Karang Buatan
Pada Hari ini, Sabtu tanggal 29 September 2012,Kelompok
Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti (KNIH-SB) bekerjasama dengan DKP Kabupaten
Banyuwangi dan DKP Provinsi Jatim untuk yg ketiga kalinya dilakukan penenggelaman
(peletakan, karena proses penenggelamnnya diletakkan dan disusun secara benar)
Terumbu karang, dari 30 terumbu di akhir tahun 2010, 300 terumbu yg berebntuk
kubus di akhir 2011 dan 100 terumbu yang berbentuk stupa. Dan yang kedua dalam
penenggelaman Fish Apartement, Fish apartement ini terdiri dari partisi yang
berongga dan membentuk kotak yang disusun bertingkat dan berkamar-kamar
layaknya seperti gedung apartemen manusia, selain bertujuan untuk melindungi
beberapa jenis ikan kecil maupun bayi ikan (baby fish), fish apartemen bisa
menjadi tempat alternative bagi jenis-jenis ikan karang untuk bermain. Di akhir
tahun 2011 telah kita tenggelamkan 15 modul yang jika diletakkan memiliki luas
sekitar 0.25 HM dan 95 modul pada hari ini yang luasnya kira-kira sekitar 1 Hm.
Dari kegiatan penenggelaman pertama dan kedua telah bisa
kita buktikan hasilnya, bahwa terumbu karang buatan yang telah kita letakkan di
selat bali sekitar pantai Desa Bangsring telah menjadi tempat ekosistem baru
bagi beberapa biota laut, selain telah di tumbuhi beberapa karang berjenis
Acropora, terumbu buatan tersebut telah di datangi dan ditempati beberapa jenis
ikan karang.
Sedangkan fish apartemen yang ditengelamkan pada akhir 2011
juga sudah mulai sering di datangi beberapa jenis ikan karang, baik sebagai
tempat bermain maupun berlindung dari kejaran(mangsa) ikan-ikan besar dengan
cara bersembunyi di dalam kamar-kamar (ruangan kecil) yang ada di fish
apartemen tersebut.
Dari kegiatan hari ini, selain sebagai langkah
awal bagi kami untuk melestarikan SDI dan SDA selat bali, juga akan kita
fungsikan sebagai wilayah tujuan wisata dan penelitian, karena di areal sekitar
laut desa bangsring telah kita buat Zona Perlindungan Bersama (ZPB) atau Marine
Protecting Area (MPA) yang di perkuat dengan Peraturan Desa (PERDES No. 02
Tahun 1999) yang megatur tentang hal-hal yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan wilayah tersebut baik bagi pihak pengelola maupun tamu atau orang
dan nelayan sekitar, Semoga langkah awal ini menjadi stimulus baru bagi kami
dan nelayan lain baik nelayan yang berada disekitar selat bali maupun nelayan
seluruh indonesia untuk merubah dan memeprbaiki paradigm kita, untuk mulai
memikirkan dan melakukan sesuatu demi SDI dan SDA laut kita. Semoga cita-cita
KNIH Samudera Bakti menjadikan Selat Bali sebagai Surga Ikan dan terumbu dapat
terwujud dan sefaham dengan seluruh stake holder kelautan.ikhwan (ketua KNIH
samudera bakti)
Selasa, 18 September 2012
Bermunajat Dengan Lagu
Ketika
Lagu bisa mempengaruhi hati, ketika syair menjadi alternative dalam
berekspresi. Maka, Bermunajatlah dengan lagu yang penuh syair-syair itu.
Lagu..Syair..lagu..syair..
Lagu,Syair..merupakan dua bagian yang tak dapat dipisahkan. Jika didalam sebuah lagu tidak terdapat syair-syair maka lagu itu tidak akan bermakna dan akan cepat hilang dari peredaran. begitu juga ketika syair dibaca, untuk meraih substansi syair itu maka kita harus menggunakan notasi-notasi lagu dengan beragam ekspresi yang terkandung didalamnya, jadi secara tidak langsung, lagu dan syair merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan dan saling memberikan keindahan bagi pendengar, penikmat dan bagi dirinya sendiri (lagu dan syair itu sendiri,red).
Ada yang berekpresi kalem, sambil menghayati lagu dan maknanya, atau ada yang berekpresi keras dan kasar, namun itu semua tak lain hanya untuk meraih kenikmatan dan keindahan lagu-lagu yang dinyanyikan.
Tak sedikit lagu menjadi penenang, tak jarang lagu menjadi perantara petunjuk dari masalah-masalah kehidupan, dan bahkan kini lagu banyak dijadikan area berdakwah terdapat beberapa judul lagu yang bernuansa religi,ada yang mengungkapkan perasaan spiritual, ada yang berdoa (munajat) dan meminta, dan bahkan terdapat lirik-lirik yang mengungkapkan makna sufisme.
Pada edisi kali ini, akan di mulai pembahasan dan usaha untuk menangkap substansi yang terkandung dalam lagu-lagu religi, merujuk terhadap ungkapan Ibnu Sina “Mendengarkan Lagu Akan Dapat Menjernihkan Hati dan Pikiran”. Harapan dari kami semoga kajian ini dapat bermanfaat dan bisa memberikan secerca hikmah dalam kehidupan ini.
Aku bagai buih di laut biru
Tersapu ombak terhempas badai
Aku bagai debu di padang pasir
Terseret angin terbakar panas
Tolonglah tuhan
Beri petunjukmu
Jalan yang benar menuju jalanmu
Agar tak tersesat di persimpang jalan
Aku bagai Bintang di gelap malam
Diantara seribu bintang
Tergambar di puing jagat raya
Terkapar lelah Tak berdaya
Mengangis, tertawa
Semua tak bisa di hindari
Tolonglah tuhan, beri petunjukmu
Jalan yang benar menuju jalanmu
Dewa 19
Lagu..Syair..lagu..syair..
Lagu,Syair..merupakan dua bagian yang tak dapat dipisahkan. Jika didalam sebuah lagu tidak terdapat syair-syair maka lagu itu tidak akan bermakna dan akan cepat hilang dari peredaran. begitu juga ketika syair dibaca, untuk meraih substansi syair itu maka kita harus menggunakan notasi-notasi lagu dengan beragam ekspresi yang terkandung didalamnya, jadi secara tidak langsung, lagu dan syair merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan dan saling memberikan keindahan bagi pendengar, penikmat dan bagi dirinya sendiri (lagu dan syair itu sendiri,red).
Ada yang berekpresi kalem, sambil menghayati lagu dan maknanya, atau ada yang berekpresi keras dan kasar, namun itu semua tak lain hanya untuk meraih kenikmatan dan keindahan lagu-lagu yang dinyanyikan.
Tak sedikit lagu menjadi penenang, tak jarang lagu menjadi perantara petunjuk dari masalah-masalah kehidupan, dan bahkan kini lagu banyak dijadikan area berdakwah terdapat beberapa judul lagu yang bernuansa religi,ada yang mengungkapkan perasaan spiritual, ada yang berdoa (munajat) dan meminta, dan bahkan terdapat lirik-lirik yang mengungkapkan makna sufisme.
Pada edisi kali ini, akan di mulai pembahasan dan usaha untuk menangkap substansi yang terkandung dalam lagu-lagu religi, merujuk terhadap ungkapan Ibnu Sina “Mendengarkan Lagu Akan Dapat Menjernihkan Hati dan Pikiran”. Harapan dari kami semoga kajian ini dapat bermanfaat dan bisa memberikan secerca hikmah dalam kehidupan ini.
Aku bagai buih di laut biru
Tersapu ombak terhempas badai
Aku bagai debu di padang pasir
Terseret angin terbakar panas
Tolonglah tuhan
Beri petunjukmu
Jalan yang benar menuju jalanmu
Agar tak tersesat di persimpang jalan
Aku bagai Bintang di gelap malam
Diantara seribu bintang
Tergambar di puing jagat raya
Terkapar lelah Tak berdaya
Mengangis, tertawa
Semua tak bisa di hindari
Tolonglah tuhan, beri petunjukmu
Jalan yang benar menuju jalanmu
Dewa 19
Senin, 17 September 2012
Mohon Doa Restu
MOHON DOA RESTU
"mohon doa restu" sengaja kami jadikan judul entri ini, karena bagaimanapun juga, kami sebagai pasangan tidak akan bisa hidup dengan sifat individualistik, sebagai makhluq sosial, sebagai pasangan baru yang akan hidup ditengah-tengah lingkungan keluarga dan masyarakat, tentunya sangat membutuhkan 'Restu'. Restu disini kami artikan luas, selain restu dalam bentuk doa akan kelanggengan hubungan kami, restu yang juga kami harapkan adalah saran serta kritikan dari saudara dan masyarakat tentang arti bagaimana membina kelurga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.
TABUHAN ISLAND
Pulau Tabuhan Merupakan Pulau mungil dengan luas kurang lebih 5 HM, Berkurang 2 HM jika dibandingkan luas pulau tersebut ketika diukur luasnya pada tahun 1980.
Pulau Tabuhan ini sangat Indah dan memiliki potensi yang sangat banyak untuk dikembangkan, oleh karena kami sebagai pengelola sementara, mohon share dan masukan tentang keberlanjutan dan terjaganya ekosistem yang masih ada.
saran kritik serta bagi temen-temen yang ingin ke pulau tabuhan bisa menghubungi kelompok nelayan Samudera bakti di No Telpon: 08123351548 sebagian biaya kami donasikan untuk konservasi dan pengwasan pulau tabuhan.
Pulau Tabuhan ini sangat Indah dan memiliki potensi yang sangat banyak untuk dikembangkan, oleh karena kami sebagai pengelola sementara, mohon share dan masukan tentang keberlanjutan dan terjaganya ekosistem yang masih ada.
saran kritik serta bagi temen-temen yang ingin ke pulau tabuhan bisa menghubungi kelompok nelayan Samudera bakti di No Telpon: 08123351548 sebagian biaya kami donasikan untuk konservasi dan pengwasan pulau tabuhan.
M E R D E K A
Selamat Datang.
Semoga Entri ini dapat menambah persahabatan dan tali silaturrahmi positif diantara kita.
Semoga Entri ini dapat menambah persahabatan dan tali silaturrahmi positif diantara kita.
Langganan:
Postingan (Atom)